Bajak-membajak ide di dunia kreatif, itu sudah biasa. Praktek pembajakan ini tidak hanya di tataran ide, bahkan merambah ke brainware alias si pemilik otak pencetus ide. Ga heran, tingkat turn over karyawan di perusahaan kreatif, melonjak tajam. Contoh nyata, di dunia periklanan. Seorang Art Director atau Copywriter yang menangin award, namanya bakalan melejit. Jadilah, tawaran kerjaan datang dari mana-mana. Walhasil, dalam setahun bisa pindah 2 sampai 3 biro iklan.
Fenomena bajak membajak ide ini, terjadi pula di perusahaan saya yang punya core bisnis penerbitan buku. Disebut perusahaan di bidang kreatif, boleh juga. Suatu waktu, kita ngeluarin katalog edisi 1 tahun. Di buat cukup serius dengan kemasan lumayan lux. Di cover, terpampang tagline Brand Lokal Rasa Global. Menurut saya pribadi, klise banget siy, sudah banyak yang pake dan sedikit over promise. Tapi, secara eksekusi, keren juga seeh...
Beberapa hari kemudian, rekan kerja bilang, ada penerbit buku pesaing yang niru tagline kita. Dipasang di katalog pula, jadi keliatan banget me too-nya. Meski sudah di utak-atik jadi Buku Global Serasa Lokal. Weizzz...bakalan seru neeh, batin saya.
BTW, saya jadi ingat adagium There is Nothing New Under the Sun. Intinya, ga ada yang baru di dunia ini. Termasuk juga ide atau gagasan kreatif. Kalo hari ini kita menemukan ide asli dari otak kita, jangan kaget kalo suatu hari nemuin ide yang sama muncul dari belahan bumi lain. Ide kita telah dijiplak mentah-mentah? Belum tentu, Bos. Kok bisa ya, ada dua ide yang sama dalam satu waktu? Bisa banget lah. Namanya juga manusia, serba terbatas. Termasuk kemampuan kreasi imajinasi otak kita.
Untuk menciptakan satu karya kreatif, ide saja, tidak cukup. Perlu keterampilan untuk mengolah ide tersebut menjadi sebuah produk akhir. Satu ide, bisa jadi macem-macem tampilannya. Semua orang bisa saja punya ide yang sama. Tapi, kemampuan masing-masing orang lah yang menentukan hasil akhirnya.
Kalo di kreatif iklan, keterampilan ini biasa di sebut crafting. Iklan yang bagus, punya pondasi ide cerdas, difinishing dengan craftmanship handal . Hasilnya, iklan yang luar biasa.
Pernah ikut kuliahnya dosen killer yang membosankan banget ?Trus, di lain waktu, mendengar isi kuliah yang sama di bawakan dosen favorit dan kita menikmatinya? Satu ide, beda cara penyampaian. Ternyata beda juga hasilnya ya.
Jadi, ide boleh sama. Yang penting, eksekusinya beda. Kalo harus jadi nomer dua, main cantik di eksekusinya. Kudu lebih keren dari yang kita tiru. Sudah niru, ancur pula hasil akhirnya? Mending, ke laut aja...