Lucu juga ya, kalo dua orang yang berteman cukup akrab, harus ngomong atas nama perusahan masing-masing. Itu yang terjadi antara saya dan teman saya. Biidznillah, kita berada di dua perusahaan berbeda, dan ada sedikit permasalahan. Posisi saya di pihak yang dirugikan. Saya, atas nama perusahaan, komplain terhadap kesalahan tersebut.
Terjadilah dialog dengan bahasa formal dibumbui majas eufimisme supaya bisa ngomong tegas tanpa menyakiti hati lawan bicara. Kami, mohon maaf, terima kasih, Bapak, dan beberapa kosakata resmi nan cantik lainnya, muncul dalam dialog singkat sore itu. Saya yakin, kalo suara diseberang sana . ya temen saya itu. Kayaknya sich, dia juga tahu lagi ngomong sama siapa.
Yach, begitulah profesionalisme adanya. Di tempat nongkrong, boleh aja slengekan. Tapi kalo sedang mewakili perusahaan atau profesi, profesional itu pasti.
Buat Mas Arul di Laweyan, mohon maaf dan terima kasih...
Agree.... profesional is a must!! Biar kata temen deket kalo udah berhubungan sama pekerjaan mesti profesional. Gak perlu segen, karena tuntutannya memang demikian. *sok tau + sok idem mode on*
ReplyDelete